Banyak traveler memilih mengunjungi Tokyo, Osaka, dan Kyoto dalam satu perjalanan ke Jepang. Alasannya, karena ketiga kota ini saling terhubung dan bisa diakses dengan mudah dengan jalur kereta cepat Shinkansen. Perjalanan ini juga populer karena lebih efisien—bisa menjangkau tiga destinasi utama di Jepang dalam satu kali kunjungan, tanpa harus menempuh perjalanan antarkota yang terlalu jauh.
Meskipun sama-sama berada di Pulau Honshu, ketiga kota ini memiliki nuansa yang berbeda. Tokyo adalah pusat pemerintahan dan bisnis, dikenal sebagai kota metropolitan modern dengan teknologi canggih dan ritme kehidupan yang cepat. Osaka, dikenal sebagai kota perdagangan dan kuliner, menghadirkan suasana lebih santai dengan masyarakat yang terkenal ramah dan ekspresif. Sementara Kyoto, bekas ibu kota Jepang, menawarkan suasana yang tenang dan kental akan budaya tradisional seperti kuil dan arsitektur klasik, serta geisha dan upacara minum teh. Memahami perbedaan ini akan membantu kita dalam menyusun itinerary yang seimbang.
Agar Sahabat Petualang bisa merasakan pengalaman perjalanan yang lancar dan mengesankan, Trevo World Traveller akan membagikan tips dan panduan praktis perjalanan ke Tokyo, Osaka, dan Tokyo dalam satu perjalanan. Yuk kita simak baik-baik, agar tak ada satupun hal penting yang terlewati.
1. Opsi Transportasi
Cara paling efisien menjelajahi ketiga kota ini adalah dengan kereta cepat Shinkansen, yang menghubungkan Tokyo–Kyoto–Osaka dalam hitungan jam. Bagi wisatawan, JR Pass menjadi pilihan hemat, terutama jika akan berpindah kota lebih dari dua kali. Kamu bisa membeli JR Pass secara online dari Indonesia atau agen perjalanan yang bekerja sama dengan Japan Railways Group (JR Group).
Setibanya di Jepang, kamu bisa menukarkan voucher JR Pass di stasiun besar seperti Tokyo Station, Shin-Osaka, atau Kyoto Station—tergantung di kota mana kamu tiba pertama kali. Jika belum membeli dari Indonesia, JR Pass juga tersedia di bandara dan beberapa stasiun di Jepang, tetapi dengan harga lebih mahal.
Sementara itu, untuk transportasi dalam kota, baik Tokyo, Osaka, maupun Kyoto memiliki sistem kereta dan subway yang baik. Tokyo memiliki jaringan transportasi yang kompleks namun mudah diakses, termasuk JR East (seperti Yamanote Line) dan Tokyo Metro/Subway. JR Yamanote Line adalah jalur loop utama yang menghubungkan distrik-distrik penting seperti Shibuya, Shinjuku, dan Ueno.
Osaka memiliki jaringan transportasi publik yang baik, termasuk Osaka Metro dan kereta JR West seperti Osaka Loop Line. Transportasi publik ini sangat praktis untuk mendukung mobilisasi ke tempat-tempat populer seperti Dotonbori, Umeda, dan Universal Studios Japan.
Sementara itu, Kyoto tidak memiliki jaringan subway seluas Tokyo atau Osaka, tetapi sangat bisa dijelajahi dengan bus kota, kereta JR West, serta dua jalur subway utama yang ada, yakni Karasuma Line dan Tozai Line. Untuk mengunjungi kuil dan area bersejarah di Kyoto, bus sering kali menjadi pilihan utama.
2. Persyaratan Imigrasi dan Dokumen
Warga negara Indonesia bebas visa untuk kunjungan wisata ke Jepang selama maksimal 15 hari, asalkan memiliki e-paspor. Meski begitu, kamu perlu mendaftarkan e-paspor lebih dulu ke Kedutaan atau Konsulat Jepang sebelum keberangkatan. Proses registrasi ini gratis dan hanya perlu dilakukan satu kali selama e-paspor masih berlaku. Pastikan paspor masih berlaku minimal enam bulan dari tanggal keberangkatan.
Jika kamu belum memiliki e-paspor, kamu perlu mengajukan visa turis reguler dengan melengkapi formulir aplikasi dan dokumen pendukung. Jangan lupa pula membawa dokumen pendukung seperti tiket, bukti pemesanan hotel, dan itinerary perjalanan. Dokumen-dokumen ini bisa saja diminta saat pemeriksaan imigrasi di Jepang.
3. Mata Uang
Mata uang resmi Jepang adalah Yen (JPY). Nilai 1 Yen setara dengan sekitar Rp100–110 tergantung kurs yang berlaku saat keberangkatan. Kamu bisa menukar uang di Indonesia sebelum berangkat, atau di bandara dan money changer resmi di Jepang.
Meskipun kota-kota besar sudah banyak menerima pembayaran digital, uang tunai tetap sangat penting, terutama untuk belanja di toko kecil, pasar tradisional, atau saat berada di Kyoto dan area non-metropolitan. Untuk keamanan, bawalah uang tunai secukupnya dan simpan dalam tempat yang aman, seperti money belt atau dompet tersembunyi.
4. Konektivitas Pembayaran dan Transportasi
Untuk kemudahan pembayaran dan transportasi di ketiga kota, gunakan IC Card seperti Suica di Tokyo, ICOCA di Osaka dan Kyoto, atau PASMO. IC Card kartu prabayar yang bisa digunakan untuk membayar transportasi umum (kereta, bus, subway) dan belanja di berbagai toko di Jepang. Dengan kartu prabayar ini, kamu tak perlu repot membeli tiket satuan untuk setiap perjalanan.
Kartu-kartu ini bisa digunakan di kereta, bus, vending machine, minimarket, dan beberapa restoran. Anda bisa mendapatkannya di mesin otomatis atau loket di stasiun besar seperti Narita Airport, Haneda Airport, dan Shin-Osaka Station.
5. Konektivitas Internet dan Komunikasi
Agar tetap terhubung dengan komunikasi dan informasi selama di Jepang, kamu bisa memilih antara membeli SIM card lokal atau menyewa pocket WiFi. SIM card cocok untuk pelancong solo karena praktis dan hemat data, sedangkan pocket WiFi lebih ekonomis jika digunakan dalam perjalanan bersama-sama atau grup. Keduanya tersedia di bandara internasional seperti Narita, Haneda, dan Kansai, atau bisa dipesan secara online.
Agar perjalanan lebih hemat dan efisien, banyak wisatawan Indonesia memilih memesan SIM card atau pocket WiFi lewat e-commerce lokal. Pastikan kamu memilih produk yang mendukung provider besar di Jepang, seperti NTT Docomo atau SoftBank untuk menjamin koneksi yang stabil. Beberapa penginapan di Jepang juga menyediakan WiFi gratis, jadi bisa dijadikan cadangan koneksi saat berada di akomodasi.
6. Musim Terbaik untuk Berkunjung
Musim terbaik untuk berkunjung ke Tokyo, Kyoto, dan Osaka dalam satu perjalanan adalah musim semi (Maret–Mei) dan musim gugur (Oktober–November). Di musim semi, kamu bisa menikmati keindahan bunga sakura, terutama di taman-taman dan sepanjang sungai di Kyoto dan Tokyo. Suhu di musim semi rata-rata berkisar 10–20°C, ideal untuk aktivitas luar ruangan.
Sementara itu, di musim gugur kamu bisa merasakan suasana romantis dan melihat pemandangan dedaunan berwarna merah dan keemasan. Suhu rata-rata di musim ini 12–22°C. Perlu diingat, kedua musim ini tergolong high season, jadi sebaiknya kamu memesan tiket pesawat, JR Pass, dan akomodasi jauh-jauh hari untuk mendapatkan harga terbaik.
Kebanyakan wisatawan Indonesia menghindari musim panas (Juli–Agustus) yang panas dan lembab, dan musim dingin (Desember–Februari) jika mereka tak terbiasa dengan suhu rendah. Namun, jika kamu ingin merasakannya, kamu bisa mengatur perjalanan di kedua musim tersebut karena keduanya menawarkan pengalaman yang unik.
Di musim panas, kamu bisa menyaksikan festival musim panas (matsuri) yang meriah dan pertunjukan kembang api. Sementara di musim dingin, kamu bisa merasakan suasana Natal dan Tahun Baru di Jepang, serta menikmati tradisi iluminasi musim dingin yang spektakuler di Tokyo dan Osaka.
Iluminasi musim dingin di Jepang, dikenal sebagai “winter illumination” atau “pendar cahaya musim dingin”, adalah tradisi populer yang menampilkan pertunjukan cahaya yang indah di berbagai kota dan tempat wisata di Jepang. Jika kamu pecinta salju, kamu bisa mengatur perjalanan tambahan ke wilayah bersalju seperti Hakuba, Nagano, atau Niseko, Hokkaido setelah menjelajahi Tokyo, Osaka, dan Kyoto.
7. Durasi Ideal untuk Eksplorasi
Idealnya, kamu perlu menyediakan waktu 7 hingga 10 hari untuk menjelajahi ketiga kota. Tokyo membutuhkan minimal 3 hari untuk menikmati berbagai distrik seperti Shibuya, Asakusa, hingga Odaiba. Osaka bisa dinikmati dalam 2 hari, cukup untuk menjelajahi pusat kota dan kawasan kuliner. Sedangkan Kyoto cocok dieksplorasi dalam 2–3 hari, tergantung jumlah kuil dan taman yang ingin kamu kunjungi.
Jika memiliki waktu lebih, kamu bisa menambahkan ekstra satu hari untuk mengunjungi destinasi sekitar seperti Nara atau Kawagoe.
8. Destinasi Wisata Wajib
Ada berbagai destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi di setiap kota. Di Tokyo, ibu kota Jepang yang modern, kamu wajib mengunjungi Shibuya Crossing, kuil Sensoji di Asakusa, dan Tokyo Tower untuk menyaksikan panorama kota. Selain itu, masih ada beberapa obyek wisata menarik lainnya di Tokyo, yang bisa kamu simak di artikel ini.
Kota Osaka dikenal sebagai pusat kuliner dan hiburan. Dotonbori adalah area wajib untuk menikmati jajanan khas seperti takoyaki dan okonomiyaki, sambil menikmati suasana malam yang semarak. Selain itu, kamu wajib mengunjungi Osaka Castle untuk menyaksikan kemegahan budaya kota ini, dan mengajak keluarga ke Universal Studios Japan. Cek daftar destinasi yang tak boleh kamu lewatkan di Osaka dalam artikel ini.
Kyoto adalah kota yang kaya akan warisan budaya. Di sini, kamu wajib mengunjungi Fushimi Inari Taisha yang memiliki ribuan gerbang torii merah, Kuil Kinkaku-ji alias Paviliun Emas, dan kawasan Arashiyama Bamboo Forest. Informasi lebih lengkap tentang destinasi wisata di Kyoto bisa kamu simak di sini.
Menjelajahi Tokyo, Osaka, dan Kyoto dalam satu perjalanan ke Jepang akan memberi kamu pengalaman luar biasa tentang Jepang—dari modernitas perkotaan hingga pesona budaya tradisional. Dengan persiapan matang, kamu bisa menikmati ketiga kota utama tersebut tanpa repot dan tetap hemat.
Ayo, sekarang saatnya mewujudkan rencana liburan kamu ke Jepang bersama keluarga dan teman-teman terkasih. Hubungi Treva&Co melalui email admin@treva-co.com atau kunjungi website kami untuk mengatur perjalananmu ke Jepang. Untuk menambah wawasan dan menginspirasi perjalanan kamu berikutnya, jangan lupa follow Youtube dan Instagram Trevo World Traveller, dan simak terus artikel-artikel Trevo di blog ini! (Foto: Freepik.com)
