Halo sahabat petualang! Tahukah kamu? Ada satu hari dalam setahun di mana Bali berubah menjadi tempat yang senyap. Tidak ada suara kendaraan, lampu gemerlap, pusat perbelanjaan bahkan bandara pun berhenti beroperasi di hari tersebut. Semua orang harus tinggal di dalam rumah. Itulah Nyepi di Bali, yakni Tahun Baru Saka yang dirayakan umat Hindu dalam keheningan total.
Berbeda dengan perayaan tahun baru di banyak tempat yang biasanya diisi dengan pesta dan kemeriahan, Tahun Baru Saka dirayakan dalam suasana sakral dengan kesunyian, meditasi, dan penyucian diri. Dalam ajaran Hindu di Bali, Nyepi bukan hanya tentang individu, tetapi juga tentang alam semesta. Dengan menghentikan semua aktivitas, manusia diminta untuk memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Bersama Trevo World Traveller, yuk kita simak tradisi apa saja yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali selama Nyepi!
Tradisi Menjelang Nyepi
Nyepi diisi dengan serangkaian tradisi, yang dimulai sejak sebelum hari raya hingga setelahnya. Beberapa hari sebelum Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Melasti atau penyucian diri di pura yang dekat dengan pantai, danau, atau sumber mata air yang dianggap sebagai sumber air kehidupan (Tirta Amerta). Air dipercaya sebagai media penyucian yang membersihkan segala bentuk kotoran lahir dan batin.
Upacara Melasti bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umat Hindu dalam menjaga kelestarian lingkungan serta menyingkirkan sifat-sifat yang merusak alam. Melalui ritual ini, mereka diingatkan untuk tidak mencemari sumber air, tanah, udara, dan elemen lainnya. Melasti mengandung nilai-nilai kehidupan yang diyakini dapat meredam sifat negatif manusia. Karena sifat-sifat itu ada dalam setiap individu, Melasti berfungsi sebagai proses penyucian diri sebelum menjalani tapa brata pada Hari Raya Nyepi.
Selanjutnya, sehari sebelum Nyepi, di siang hari, umat Hindu mengadakan upacara Tawur Kesanga untuk menetralisir kekuatan negatif dan roh-roh jahat yang dapat mengganggu keseimbangan alam dan manusia. Setelah itu, di sore hari, mereka menggelar upacara Pengerupukan, di mana mereka mengarak dan membakar Ogoh-ogoh, patung raksasa yang melambangkan Bhuta Kala (roh jahat). Parade Ogoh-ogoh ini menjadi salah satu bagian paling menarik bagi wisatawan, karena dihiasi dengan suara gamelan, sorak-sorai, dan cahaya obor.
Nyepi yang Sunyi
Di hari raya Nyepi, ada empat pantangan utama yang harus dilakukan oleh umat Hindu. Empat pantangan ini disebut Catur Brata Penyepian, terdiri dari Amati Geni (tidak menyalakan api atau lampu), Amati Karya (tidak bekerja atau melakukan aktivitas fisik), Amati Lelungan (tidak bepergian ke mana pun), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang atau menikmati hiburan).
Pantangan-pantangan ini berlangsung selama 24 jam, dimulai dari pukul 06.00 pagi hingga keesokan harinya. Bagi masyarakat Hindu Bali, ini adalah waktu untuk refleksi diri, meditasi, dan menyelaraskan kembali hubungan dengan alam dan Sang Pencipta.
Tradisi Setelah Nyepi
Setelah sehari penuh dalam keheningan, umat Hindu merayakan Ngembak Geni, yakni momen di mana mereka kembali beraktivitas dan saling mengunjungi sanak saudara untuk mempererat tali silaturahmi. Pada hari ini, banyak desa menggelar tradisi unik yang hanya ditemukan di Bali, dan berbeda di tiap daerah.
Omed-Omedan di Denpasar, misalnya, merupakan ritual di mana para pemuda dan pemudi setempat akan saling tarik-menarik dan berpelukan dalam suasana penuh tawa, diiringi guyuran air dari warga sekitar. Tradisi ini dipercaya membawa berkah bagi masyarakat setempat. Sementara di desa Kedonganan, masyarakat melakukan tradisi Mebuug-Buugan, yakni ritual mandi lumpur sebagai simbol pembersihan diri dari pengaruh buruk. Setelah bermain lumpur, mereka akan membilas diri di pantai sebagai tanda penyucian.
Keunikan Nyepi di Mata Wisatawan
Bali dikenal sebagai destinasi wisata yang ramai dengan kehidupan malam. Namun, saat Nyepi, pulau ini berubah total menjadi tempat yang hening dan gelap gulita di malam hari, tanpa satu pun lampu menyala. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman unik dan ketenangan. Karena itu, banyak turis memilih untuk tetap tinggal di Bali saat Nyepi.
Di hari itu, hotel-hotel tetap beroperasi meski dengan layanan terbatas, dan para tamu diminta untuk tetap berada di area hotel. Suasana yang berbeda ini juga menawarkan kesempatan bagi turis untuk beristirahat dari rutinitas, merenung, dan merasakan kehidupan yang lebih sederhana.
Kamu berencana untuk berlibur ke Bali? Treva&Co bisa membantu mengatur perjalananmu dan menyediakan paket perjalanan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhanmu. Hubungi Treva&Co melalui email admin@treva-co.com atau kunjungi website kami. Jangan lupa follow Youtube dan Instagram Trevo World Traveller untuk mendapatkan tips dan inspirasi perjalanan ke berbagai destinasi impian kamu! (Foto: Freepik.com)
