Terletak di ujung timur Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Sumba seringkali luput dari radar wisatawan yang lebih mengenal Bali, Lombok, atau Labuan Bajo. Padahal, Sumba menawarkan pesona yang tak kalah ajaib! Perpaduan antara adat istiadat yang kental, pemandangan eksotis, pantai-pantai yang masih belum banyak dikunjungi, dan keramahan masyarakatnya. Pulau ini ibarat kapsul waktu — di mana budaya megalitik kuno bertahan berdampingan dengan keindahan alam liar.
Jika Anda mencari pengalaman perjalanan yang autentik, jauh dari keramaian turis dan penuh makna budaya, Sumba adalah jawabannya. Berikut panduan lengkap mengenai tradisi unik Sumba, destinasi wajib dikunjungi, dan alasan mengapa Anda harus segera memasukkan Sumba dalam daftar perjalanan Anda.
Tradisi dan Budaya yang Unik di Sumba
Sumba dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur, terutama agama Marapu. Agama Merapu adalah sistem kepercayaan animisme yang menghormati roh leluhur dan kekuatan alam. Tradisi ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Sumba, mulai dari arsitektur rumah, seni tenun, hingga upacara adat yang megah.
1. Pasola — Festival Perang yang Penuh Adrenalin
Salah satu tradisi paling ikonik dari Sumba adalah Pasola, festival adu tombak yang digelar setiap awal tahun di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Dua kelompok penunggang kuda, berpakaian adat lengkap, beradu ketangkasan melempar tombak tumpul dari atas kuda yang berlari kencang. Pasola bukan sekadar atraksi olahraga, melainkan ritual sakral yang dipercaya dapat mendatangkan kesuburan dan keberkahan.
Pasola biasanya digelar sekitar Februari hingga Maret, bertepatan dengan musim tanam, dan diawali dengan ritual penangkapan nyale (cacing laut) yang dianggap membawa pesan dari leluhur.
2. Kubur Batu Megalitik
Sumba merupakan salah satu dari sedikit tempat di dunia yang masih mempertahankan tradisi megalitik, yaitu pemakaman menggunakan batu besar. Kubur batu berukuran raksasa dan diukir dengan simbol-simbol khas, menjadi penanda status sosial dan kehormatan leluhur.
Desa-desa adat seperti Prailiu, Ratenggaro, dan Praijing memiliki kompleks kubur batu yang dapat Anda saksikan, sekaligus mempelajari makna filosofis di balik setiap ukirannya.
3. Tenun Ikat Sumba
Seni tenun ikat di Sumba bukan hanya soal kain, melainkan warisan budaya dan identitas sosial. Tenun Sumba terkenal dengan motif geometris, simbol kuda, buaya, dan burung yang sarat makna spiritual. Setiap motif dan warna melambangkan status, wilayah, dan bahkan acara adat tertentu.
Mengunjungi kampung tenun dan melihat langsung proses pewarnaan alami dan teknik ikat tradisional adalah pengalaman yang memperkaya wawasan budaya.
Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Sumba
Sumba tak hanya memukau lewat tradisinya, tetapi juga menawarkan pemandangan yang dramatis — dari savana luas, bukit bergelombang, air terjun tersembunyi, hingga pantai yang sepi dan indah.
1. Pantai Walakiri — Pohon Mangrove Menari
Pantai Walakiri, terletak di Sumba Timur, terkenal dengan formasi pohon mangrove kerdil yang “menari” di pesisir. Saat matahari terbenam, siluet pohon-pohon ini menciptakan pemandangan magis yang sangat fotogenik.
Pantai ini memiliki pasir putih halus dan ombak tenang, cocok untuk berenang atau sekadar bersantai menanti sunset yang spektakuler.
2. Bukit Wairinding — Savana ala Afrika di Indonesia
Jika Anda penggemar fotografi atau sekadar pencinta alam, Bukit Wairinding adalah surga tersembunyi. Hamparan savana luas dengan perbukitan hijau yang bergelombang, mirip dengan Afrika, menawarkan panorama yang memukau, terutama saat matahari terbit dan terbenam.
Di musim kemarau, warna savana berubah menjadi kuning keemasan, menciptakan suasana eksotis yang berbeda.
3. Air Terjun Lapopu — Niagara Mini di Sumba
Sebuah air terjun yang sangat cantik, disebut-sebut sebagai andalan dan maskot pariwisata Kabupaten Sumba Barat. Selain itu, Air Terjun Lapopu merupakan air terjun tertinggi di Sumba, sering disebut sebagai air terjun bertingkat terindah di Nusa Tenggara. Dengan ketinggian sekitar 90 meter dan aliran yang bertingkat-tingkat, Lapopu menawarkan kolam alami yang jernih dan suasana hutan yang sejuk.
Perjalanan menuju air terjun melewati hutan tropis dan jembatan kayu, menambah sensasi petualangan yang menyenangkan.
4. Desa Adat Ratenggaro — Rumah Menara di Pesisir
Terletak di Sumba Barat Daya, Ratenggaro adalah desa adat yang menampilkan rumah-rumah tradisional (Uma Kalada) dengan atap menara setinggi 15–20 meter. Letaknya yang menghadap langsung ke laut dan pantai pasir hitam menciptakan kontras visual yang memukau.
Di desa ini, Anda bisa berinteraksi langsung dengan penduduk lokal, belajar tentang adat istiadat, dan menyaksikan proses pembuatan tenun ikat.
5. Pantai Mandorak dan Laguna Weekuri
Pantai Mandorak adalah teluk kecil dengan pasir putih super halus dan air laut biru toska yang jernih. Tak jauh dari sini, terdapat Laguna Weekuri, sebuah danau air asin berwarna turquoise yang terbentuk dari cekungan batu karang. Tempat ini cocok untuk berenang santai atau sekadar menikmati ketenangan alam.
Mengapa Harus Mengunjungi Sumba?
Masih banyak wisatawan yang bertanya: “Mengapa harus jauh-jauh ke Sumba?”
Berikut alasan kuat yang akan membuat Anda tidak ragu merencanakan perjalanan ke pulau eksotis ini.
1. Keaslian Budaya yang Masih Terjaga
Berbeda dengan destinasi populer yang mulai homogen dan modern, Sumba mempertahankan budaya asli yang masih hidup dalam keseharian. Tradisi Marapu, festival Pasola, rumah adat, dan tenun ikat bukan sekadar atraksi wisata, tetapi bagian nyata dari kehidupan masyarakat.
2. Keindahan Alam yang Belum Terkontaminasi
Sumba menawarkan keindahan alam yang masih alami, belum ramai turis, dan bebas polusi. Pantai sepi, savana luas, dan air terjun jernih memberikan sensasi “private escape” yang sulit ditemukan di tempat lain.
3. Interaksi Otentik dengan Masyarakat Lokal
Orang Sumba dikenal ramah, hangat, dan bangga dengan budayanya. Anda berkesempatan berinteraksi langsung, belajar tentang filosofi hidup mereka, dan merasakan keramahan yang tulus.
4. Destinasi Fotografi dan Petualangan Terbaik
Bagi fotografer, landscape Sumba adalah kanvas alam yang tak habis dieksplorasi. Bagi petualang, trekking ke air terjun, berkuda di savana, atau camping di bukit-bukit menawarkan pengalaman seru.
5. Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
Dengan berkunjung ke Sumba, Anda ikut mendukung ekonomi lokal, pelestarian budaya, dan pariwisata berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat.
Tips Berkunjung ke Sumba
- Waktu Terbaik: April–Oktober (musim kering). Jika ingin menyaksikan Pasola, datang sekitar Februari–Maret.
- Transportasi: Penerbangan ke Bandara Tambolaka (Sumba Barat Daya) atau Bandara Umbu Mehang Kunda (Sumba Timur).
- Akomodasi: Mulai dari homestay lokal hingga resort mewah seperti Nihi Sumba (resort terbaik dunia versi Travel+Leisure).
- Etika: Hormati adat setempat, minta izin sebelum memotret warga, dan berpakaian sopan saat berkunjung ke desa adat.
Sumba adalah pulau di mana waktu berjalan lambat, adat istiadat tetap hidup, dan alam memeluk Anda dengan keindahan yang murni. Setiap sudut Sumba menawarkan cerita dan pengalaman yang membekas di hati. Jika Anda mencari destinasi yang menggabungkan wisata budaya, alam, dan petualangan dalam satu paket, maka Sumba adalah pilihan sempurna.
Apakah kamu siap untuk menyusuri keajaiban Sumba secara langsung? Yuk, hubungi Treva&Co. Kami bisa membantumu menyiapkan perjalanan tanpa repot, dan sesuai dengan kebutuhanmu. Hubungi Treva&Co melalui email admin@treva-co.com atau kunjungi website kami.
Sementara itu, untuk menambah wawasan dan menginspirasi perjalanan kamu berikutnya, jangan lupa follow Youtube dan Instagram Trevo World Traveller, dan simak terus artikel-artikel Trevo di blog ini!
